kelelawar kecil masuk rumah

hasil timnas tadi malam - Konon Putin Khawatir Bakal Dikudeta dan Dibunuh, Kemungkinan Akan Lengser Tahun Ini

2024-10-08 18:53:58

hasil timnas tadi malam,pentagon 88 slot,hasil timnas tadi malam
JPNN.com » Internasional » Eropa » Konon Putin Khawatir Bakal Dikudeta dan Dibunuh, Kemungkinan Akan Lengser Tahun Ini

Konon Putin Khawatir Bakal Dikudeta dan Dibunuh, Kemungkinan Akan Lengser Tahun Ini

Selasa, 17 Januari 2023 – 19:39 WIB Konon Putin Khawatir Bakal Dikudeta dan Dibunuh, Kemungkinan Akan Lengser Tahun IniFacebook JPNN.comTwitter JPNN.comPinterest JPNN.comLinkedIn JPNN.comWhatsapp JPNN.comTelegram JPNN.comVladimir Putin. Foto: sputnik international

jpnn.com, LONDON - Media Inggris Daily Mail mengabarkan kemungkinan Presiden Rusia Vladimir Putin lengser dari kursi kekuasaan pada tahun ini.

Sumber Daily Mail yang dekat dengan Putin menyebut pemimpin Negeri Beruang Merah itu memilih abdikasi ketimbang dikudeta dan terbunuh.

“Presiden (Putin) akan mencalonkan pilihannya pada tahun ini daripada mempertaruhkan kejatuhannya,” ujar sumber tersebut kepada Daily Mail belum lama ini.

Baca Juga:
  • Wagner Group, Tentara Sewaan Putin yang Tak Pandang Bulu & Bertempur bagi 1 Klien

Mantan sekutu Putin tersebut juga menyebut sosok yang berkuasa di Rusia sejak 2000 itu akan menikmati masa pensiun di istananya di dekat Laut Hitam.

Popularitas Putin merosot setelah memerintahkan militer Rusia menyerbu Ukraina pada 24 Februari 2022 yang akhirnya menjadi perang panjang.

Tokoh kelahiran 7 October 1952 itu tidak mau masa tuanya berakhir seperti Muammar Gaddafi maupun tiran lain yang menjemput ajal karena dikudeta.

Baca Juga:
  • Putin Awali 2023 dengan Marah-Marah, Menperin Dipermalukan di Depan Seluruh Anggota Kabinet

Menurut sumber tersebut, Putin akan menunjuk loyalisnya sebagai pengganti, menegosiasikan upaya mengakhiri perang di Ukraina, dan menjauh dari pemilu yang akan digelar pada 2024.

Saat ini ada tiga loyalis Putin yang disebut-sebut berpotensi menjadi suksesornya. Ketiga figur itu ialah Perdana Menteri Rusia Mikhail Mishusti ataupun deputi kepala stafnya, Dimitry Kuzak, dan Wali Kota Moskow Sergey Sobyanin.