kelelawar kecil masuk rumah

erek-erek 58 - Menkes Sesumbar soal Gelombang Kedua Virus Corona, Ada Kata Menghancurkan dan Mengendalikan

2024-10-09 00:40:34

erek-erek 58,klasemen almere city,erek-erek 58
JPNN.com » Internasional » Eropa » Menkes Sesumbar soal Gelombang Kedua Virus Corona, Ada Kata Menghancurkan dan Mengendalikan

Menkes Sesumbar soal Gelombang Kedua Virus Corona, Ada Kata Menghancurkan dan Mengendalikan

Senin, 13 Juli 2020 – 23:59 WIB Menkes Sesumbar soal Gelombang Kedua Virus Corona, Ada Kata Menghancurkan dan MengendalikanFacebook JPNN.comTwitter JPNN.comPinterest JPNN.comLinkedIn JPNN.comWhatsapp JPNN.comTelegram JPNN.comIlustrasi tangkapan layar virus Corona. Foto: ANTARA/Darwin Fatir

jpnn.com, BERLIN - Menteri Kesehatan (Menkes) Jerman Jens Spahn sesumbar bahwa negaranya siap menghadapi gelombang kedua virus corona pada musim gugur ini. Syaratnya, ujar dia, masyarakat harus tetap waspada terutama selama liburan musim panas.

Spahn mengatakan saat konferensi pers bahwa penting untuk tetap waspada ketika melakukan perjalanan ke luar negeri. Diaa juga mengaku khawatir dengan foto-foto yang memperlihatkan orang-orang sedang berpesta di Mallorca saat akhir pekan dan mengabaikan jaga jarak sosial.

"Saya memahami ketidaksabaran, namun di mana ada pesta maka risiko penularan sangat tinggi," katanya, Seni  (13/7).

Baca Juga:
  • Tak Takut Corona, Vietnam Buka Pintu untuk Turis Tiongkok
  • Seribu Tentara dan Lima Juta Masker Dikirim ke Melbourne untuk Tangani Corona
  • Total Kasus Positif Corona di Sumsel Kini Tembus 2.653 Orang

"Itulah sebabnya kami harus berupaya mencegah infeksi apalagi sekarang di musim liburan. Kami sendiri tidak mengharapkan gelombang kedua pada musim gugur dan musim dingin. Bersama, sebagai masyarakat, kami mampu mencegah itu, seperti yang pernah kami lakukan sebelumnya, menghancurkan gelombang dan mengendalikan pandemi."

Dia menambahkan bahwa lebih dari 15,5 juta orang telah memasang aplikasi COVID-19 Jerman dan bahwa 500.000 orang telah dites COVID-19 pekan lalu, terbanyak sejak krisis COVID melanda.(ant/dil/jpnn)