kelelawar kecil masuk rumah

buku mimpi 2d rokok - Iran Murka, Negara Sekutu Amerika Ini Ketar

2024-10-08 18:14:25

buku mimpi 2d rokok,kerbau togel,buku mimpi 2d rokok
JPNN.com » Internasional » Eropa » Iran Murka, Negara Sekutu Amerika Ini Ketar-Ketir

Iran Murka, Negara Sekutu Amerika Ini Ketar-Ketir

Sabtu, 04 Januari 2020 – 20:11 WIB Iran Murka, Negara Sekutu Amerika Ini Ketar-KetirFacebook JPNN.comTwitter JPNN.comPinterest JPNN.comLinkedIn JPNN.comWhatsapp JPNN.comTelegram JPNN.comTentara Inggris di Irak. Foto: Reuters

jpnn.com, LONDON - Otoritas Inggris memperingatkan warga negaranya untuk menghindari semua perjalanan ke Irak, kecuali ke kawasan Kurdistan. Sekutu Amerika Serikat itu juga meminta agar warga tidak melakukan perjalanan ke Iran.

"Mengingat memanasnya kondisi di kawasan tersebut, Kantor Luar Negeri kini mengimbau masyarakat agar tidak bepergian ke Irak, dengan pengecualian Kawasan Kurdistan Irak dan agar mempertimbangkan kembali secara seksama apakah penting untuk melakukan perjalanan ke Iran," demikian Menteri Luar Negeri Dominic Raab melalui pernyataan, Sabtu (4/1).

Inggris telah meningkatkan pengamanan dan kesiagaan di pangkalan-pangkalan militernya di Timur Tengah setelah Amerika Serikat membunuh komandan Iran Mayor Jenderal Qassem Soleimani. Aksi AS tersebut telah memicu kemarahan Iran yang telah bersumpah akan melancarkan balas dendam.

Baca Juga:
  • Jenderal Iran Tewas, Timnas AS Batal Latihan di Qatar
  • AS-Iran Memanas, Harga Minyak Dunia Langsung Meroket
  • Iran Sudah Temukan Pengganti Jenderal yang Tewas Dirudal Amerika

Inggris memiliki sekitar 400 personel militer yang ditempatkan di Irak untuk membantu pelatihan di negara tersebut. Sebagian besar tentara Inggris itu berada di pangkalan Taji, sebelah utara Baghdad.

"Keselamatan dan keamanan para personel kita adalah kepentingan tertinggi dan kami menjaga perlindungan pasukan kita dengan melakukan tinjauan secara terus-menerus. Kami tidak bisa berkomentar mengenai langkah-langkah perlindungan pasukan secara khusus," kata seorang juru bicara Departemen Pertahanan Inggris.(ant/dil/jpnn)