kelelawar kecil masuk rumah

guatoto - Arief Poyuono Kaitkan Omongan Prabowo soal Kereta Cepat dengan Utang Negara

2024-10-06 15:02:54

guatoto,surat al waqiah ayat 35 sampai 38,guatoto
JPNN.com » Politik » Arief Poyuono Kaitkan Omongan Prabowo soal Kereta Cepat dengan Utang Negara

Arief Poyuono Kaitkan Omongan Prabowo soal Kereta Cepat dengan Utang Negara

Rabu, 17 Juli 2024 – 20:16 WIB Arief Poyuono Kaitkan Omongan Prabowo soal Kereta Cepat dengan Utang NegaraFacebook JPNN.comTwitter JPNN.comPinterest JPNN.comLinkedIn JPNN.comWhatsapp JPNN.comTelegram JPNN.comKetua Umum FSP BUMN Bersatu Arief Poyuono. Foto: Dokumen JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Ketua Umum FSP BUMN Bersatu Arief Poyuono punya analisis menarik soal pernyataan Menteri Pertahanan sekaligus Presiden terpilih Prabowo Subianto terkait pembangunan infrastruktur, salah satunya kereta cepat.

Diketahui, Prabowo dalam acara pembekalan calon perwira remaja (capaja) TNI dan Polri di Balai Sudirman, Jakarta, Jumat (12/7), mengatakan untuk apa membangun bandara, kereta api cepat dan lainnya kalau tidak utuh, tidak aman, serta tidak terlindungi.

Nah, Arief yang pernah menjabat wakil ketua umum Partai Gerindra, mengaitkan hal itu dengan kondisi keuangan negara yang harus utang untuk membangun infrastruktur.

Baca Juga:
  • Irwan Fecho Menilai Pernyataan Prabowo Bentuk Dukungan pada Pembangunan Infrastruktur yang Tangguh

"Ini alasan yang mendasar kenapa? Ya, buat apa bangun kereta cepat, waduk dll kalau kita harus tambah utang lagi nantinya, sehingga keselamatan dan keamanan negara juga rakyat bisa terganggu," ujar Arief.

Dia menjelaskan bahwa makin banyaknya utang negara bakal berdampak pada naiknya suku bunga, pajak pun naik, sementara kurs rupiah makin lemah.

"Dampaknya harga-harga barang akan naik juga. Belum lagi inflasi tinggi yang bisa menyebabkan sektor usaha lesu dan kemudian terjadi PHK dan kesulitan ekonomi," tutur Arief.

Baca Juga:
  • Soal Penertiban Barang Impor, Arief Poyuono Ingatkan Pemerintah Jangan Tindas Pedagang

Lebih jauh, kesulitan ekonomi menurutnya bakal membuat stabilitas dan keamanan negara bisa melemah.

"Hal ini sudah ada contohnya seperti Sri Lanka. Akibat utang negara yang bertumpuk menyebabkan kurs sebuah negara ambruk terhadap USD, dan gagal bayar utang negara. Akhirnya presidennya digulingkan," ujar Arief.