kelelawar kecil masuk rumah

putaran sidney - Akademisi: Boikot Tanpa Kriteria Jelas Rawan Ditunggangi Kepentingan Persaingan Usaha

2024-10-07 02:30:50

putaran sidney,maluku toto 88,putaran sidney
JPNN.com » Ekonomi » Akademisi: Boikot Tanpa Kriteria Jelas Rawan Ditunggangi Kepentingan Persaingan Usaha

Akademisi: Boikot Tanpa Kriteria Jelas Rawan Ditunggangi Kepentingan Persaingan Usaha

Senin, 16 September 2024 – 19:45 WIB Akademisi: Boikot Tanpa Kriteria Jelas Rawan Ditunggangi Kepentingan Persaingan UsahaFacebook JPNN.comTwitter JPNN.comPinterest JPNN.comLinkedIn JPNN.comWhatsapp JPNN.comTelegram JPNN.comAkademisi UII Yusdani mengingatkan aksi boikot tanpa kriteria jelas rawan ditunggangi kepentingan persaingan usaha dan justru berdampak bagi perekonomian nasional. ilustrasi. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Akademisi Universitas Islam Indonesia (UII) Yusdani menilai gerakan boikot, divestasi, sanksi (BDS) lebih berdampak ke dalam negeri.

Menurut Yusdani, gerakan ini juga rawan ditunggangi oknum untuk mencari keuntungan pribadi.

"Dalam perspektif Islam yang saya pahami, ketika kita melakukan boikot itu betul-betul dipertimbangkan segala dampak segala sesuatunya, terutama barangkali aspek keadilan sosial," kata Yusdani dalam sebuah diskusi, belum lama ini.

Baca Juga:
  • PHRI: Boikot yang Salah Alamat Berdampak pada Pekerja dan Pemasok Lokal

Direktur Pusat Studi Siyasah dan Pemberdayaan Masyarakat (PS2PM) UII Yogyakarta ini mengungkapkan boikot lebih berdampak ke dalam negeri dikarenakan mengganggu arus ekonomi nasional.

Dia mengatakan pekerja perusahaan yang disebut-sebut terafiliasi oleh Israel berpotensi terkenal efisiensi akibat dampak dari boikot dimaksud.

"Jadi kita mau mau melemahkan Israel (melalui boikot), tetapi sebenarnya justru yang kena dampaknya perekonomian bangsa Indonesia sendiri," ulasnya mengingatkan

Baca Juga:
  • Ulama: Bantuan Lebih Dibutuhkan Warga Palestina Ketimbang Aksi Boikot Produk Israel

Meski demikian, Yusdani menjelaskan bukan berarti boikot itu tidak harus dilakukan.

Menurutnya, masyarakat hanya harus lebih hati-hati karena gerakan ini rawan disusupi oknum tertentu untuk kepentingan pribadi.