kelelawar kecil masuk rumah

samarindacheat - Bersejarah, Rumah Pengasingan Bung Karno di Ende Jadi Tempat Wisata Favorit

2024-10-07 06:38:23

samarindacheat,angka togel raksasa,samarindacheat
JPNN.com » Nasional » Bersejarah, Rumah Pengasingan Bung Karno di Ende Jadi Tempat Wisata Favorit

Bersejarah, Rumah Pengasingan Bung Karno di Ende Jadi Tempat Wisata Favorit

Jumat, 31 Mei 2024 – 11:35 WIB Bersejarah, Rumah Pengasingan Bung Karno di Ende Jadi Tempat Wisata FavoritFacebook JPNN.comTwitter JPNN.comPinterest JPNN.comLinkedIn JPNN.comWhatsapp JPNN.comTelegram JPNN.comWisatawan ketika berfoto di Rumah Pengasingan Bung Karno di Jalan Perwira, Kelurahan Kutaraja, Nusa Tenggara Timur (NTT), Jumat (31/5). Aristo/JPNN

jpnn.com, ENDE - Rumah Pengasingan Bung Karno di Jalan Perwira, Kelurahan Kutaraja, Nusa Tenggara Timur (NTT) menjadi tempat favorit bagi wisatawan mancanegara dan lokal yang datang ke Ende.

Lokasi rumah tersebut hanya berjarak sekitar 1,8 kilometer dari Bandara H Hasan Aroeboesman yang menjadi tempat utama menuju Ende via penerbangan pesawat.

Para wisatawan seperti terlihat pada Jumat (31/5) ini mulai datang silih berganti ke rumah pengasingan itu untuk melihat barang peninggalan Proklamator RI Soekarno atau Bung Karno.

Baca Juga:
  • Merespons Prabowo, Hasto Bicara Cita-Cita Bung Karno Merombak Sistem Internasional yang Anarkis

Termasuk, para wisatawan juga melihat kondisi kamar tidur, dapur, ruang tamu Bung Karno semasa menjalani pengasingan di Ende.

"Ada koleksi barang-barang peninggalan Bung Karno, ada ruang tamunya Bung Karno, kamar tidur Bung Karno dan kamar tidur ibu mertua dan salah satu yang diketahui itu ruang salatnya bung Karno," kata Syafrudin, juru pelihara Rumah Pengasingan Bung Karno ditemui di lokasi, Ende, NTT, Jumat ini.

Diketahui, Bung Karno bersama istrinya Inggit Garnasih dan sang ibu mertua Amsi pernah diasingkan oleh Belanda, pemerintah kolonial ketika itu.

Baca Juga:
  • Putusan MA soal Batas Usia Calon Kepala Daerah untuk Siapa?

Bung Karno diasingkan bersama keluarga selama empat tahun dari 14 Januari 1934 sampai 18 Oktober 1938 atau terjadi sebelum kemerdekaan Indonesia.

"Selama empat tahun Bung Karno diasingkan di Ende, yang dilakukan oleh Bung Karno tetap diawasi oleh pemerintah Belanda," lanjut Syafrudin.